"Ada Keledei Naik Oraaang....!

,“ADA KELEDAI  NAIK  ORANG !!!”

                                             
Suatu ketika  NASHRUDDIN  kehabisan uang.  Padahal saat itu ada beberapa kebutuhan penting yang harus ia upayakan seperti untuk beaya pendidikan anak- anak dan sebagainya. Kebetulan ia memiliki seekor keledai kurus yang biasa ia pakai untuk transportasinya. Maka ia segera memutuskan untuk menjual keledai kurusnya itu untuk memenuhi segala hajatnya. Ia pun segera mengajak anaknya berbareng kepasar untuk menjual keledainya itu.


Pada saat yang ditentukan pada hari pasaran, keledai itupun dituntunnya kepasar. Si Nashruddin menuntun didepan, sedang sang anak mengiringinya dari belakang sambil sesekali menggeprak pantat keledai didepannya.


Syahdan, tak berapa lama berjalan ada orang nyeletuk: “Dasar bodoh si Nashruddin itu, punya keledai dibiarkan sia- sia tak ditungganginya….”.


Mendengar itu segera Si Nashruddin menyuruh anaknya naik keatas punggung keledai, menuruti nasehat dan omongan orang dijalan.


Tak berapa lama melangkah, ada orang dipinggir jalan mencibir: “Dasar anak kurang ajar dan tak berbakti! Masak ayahnya suruh jalan kaki sedang ia enak- enakan naik keledai?”


Maka serta merta Nashruddin memerintahkan anaknya turun dan iapun segera meloncat naik keatas punggung keledai, ia tak rela anak kesayangannya yang sangat berbakti itu dihujat semena- mena.. Iapun segera naik menggantikan posisi anaknya. Maka iapun kini asyik menunggang keledainya yang dituntun oleh anak tersayangnya itu.


Tiba- tiba ia mendengar seseorang dipinggir jalan mengomel panjang pendek yang ditujukan kepada dirinya: “ Sungguh orang tua yang nggak tahu diri! Nggak tahu malu! Masak dia asyik menunggang keledai, sedang anaknya yang masih kecil dipaksa berjalan kaki?”


Nashruddin pun  bereaksi dengan cepat menanggapi komentar orang itu dan segera memerintahkan anaknya naik keatas punggung keledai, naik berbarengan dengan dia. Si keledai kuruspun menjadi kepayahan membawa dua orang sekaligus diatas punggungnya. Mereka pun meneruskan perjalanannya walau terasa agak melambat, sampai Nashruddin mendengar orang- orang bergumam:

“ Sungguh tak ber- peri- kebinatangan dua orang itu. Keledai kurus begitu ditunggangi dua orang? Sungguh tak punya otak dan tak punya belas kasih!”


Mendengar cemoohan orang- orang, Nashruddin pun segera turun. Iapun memerintahkan anaknya juga untuk turun. Nashruddin kebingungan: begini salah, begitu salah. Dinaikin salah, tak dinaikin salah juga.


Otak Nashruddin pun segera berputar mencari solusi. Akhirnya berkat “kebijaksanaannya” iapun telah menemukan jalan keluarnya yang dianggapnya terbaik. Iapun segera memerintahkan anaknya untuk bersama- sama menggendong keledainya kepasar. Ia yakin tindakannya kali ini benar dan tak akan ada seorangpun yang akan berkomentar lagi……..Sampai suatu saat ia mendengar beberapa orang tertawa:“Eeeeee…..lihat ada keledai naik orang……”.


Opo tumon?


Sesampai dipasar Nashruddin merenung. Ia ingat pesan SIMBAH semasa hidup:


-          Jangan terlalu hiraukan omongan orang.

-          Kecuali nasihat yang baik dari Ahli Islah.

-          Kalau sudah siap melangkah dengan Bismillah

-          Teruskan sampai ketujuan pantang menyerah

-          Komentar dan menyalahkan itu gampang.

-          Yang lebih sulit itu MENGAMALKAN!


(KHD)

Posting Komentar

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget