Gus Dur menjadi santri di Pondok Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam (Ponpes Salaf API) Tegalrejo, Magelang, antara 1957-1959. Gus Dur bersama beberapa teman-temannya merancang skenario pencurian ikan di kolam milik Sang Guru, Kiai Haji Chudlori.
Waktu itu, Gus Dur menyuruh teman-temannya untuk mencuri ikan di kolam sementara Gus Dur mengawasi di pinggir kolam,”
Gus Dur tak ikut masuk ke kolam dengan dalih mengawasi jika sewaktu-waktu KH Chudlori keluar dan melewati kolam. Tak lama kemudian, lanjut dia, KH Chudlori yang setiap pukul 01.00 WIB selalu keluar rumah untuk menuaikan shalat malam di masjid melintas di dekat kolam. Seketika itu juga, teman-teman Gus Dur yang sedang asyik mengambil ikan langsung disuruh kabur. Sementara Gus Dur tetap berdiri di pinggir kolam dengan memegang ikan hasil curian.
Gus Dur kepada KH Chudlori , kalau tadi ikan milik kiai telah dicuri dan Gus Dur mengaku berhasil mengusir para pencuri itu, ikan hasil curiannya berhasil Gus Dur selamatkan.
Atas “jerih-payah” Gus Dur itu, KH Chudlori menghadiahkan ikan tersebut kepada Gus Dur supaya dimasak di kamar bersama teman-temannya. Akhir kata, ikan itu akhirnya dinikmati Gus Dur bersama teman-teman bengalnya.
Jelas Gus Dur mendapat protes keras dari teman-temannya yang disuruhnya mencuri tadi. Namun bukan Gus Dur namanya jika tak bisa berdalih, yang lebih penting adalah hasilnya.
“Wong awakmu yo melu mangan iwake. Lagian, iwake saiki wis halal wong uwis entuk izin seko kyai. (Kamu juga ikut makan ikannya. Lagi pula, ikan curian tersebut sudah halal, karena telah mendapat izin dari kiai-red)
7. Dialog Presiden Dengan Tuhan
a. Ronald Reagen (AS), ” Tuhan, kapan negara kami makmur?, Tuhan jawab,” 20 tahun lagi”. Presiden AS menangis.
b. Presiden Syarkozy ( Prancis), ” Tuhan, kapan negara Prancis makmur?, Tuhan menjawab, ” 25 tahun lagi”, Mendengar jawaban Tuhan, Presiden Prancis menangis.
c. Tony Blair ( PM. Inggris ). ” Tuhan, kapan negara Inggeris bisa makmur”, Tuhan menjawab,” 20 tahun lagi”, PM. Tony Blair ikut juga menangis.
d. Gusdur ( Presiden RI),” Tuhan, kapan negara Indonesia bisa makmur?,” ternyata Tuhan tidak jawab, gantian Tuhan yang menangis.
Menebak Usia Mumi
Ini cerita Gus Dur beberapa tahun yang lalu, sewaktu jaman Orde Baru. Cerita tentang sayembara menebak usia mumi di Giza, Mesir. Puluhan negara diundang oleh pemerintah Mesir, untuk mengirimkan tim ahli Palaeo Antropologinya yang terbaik.
Akan tetapi, pemerintah Indonesia lain dari yang lain, namanya juga jaman Orde Baru yang waktu itu masih bergaya represif misalnya banyaknya penculikan para aktivis. Makanya pemerintah mengirimkan seorang aparat yang komandan intel.
Setelah sejumlah negara maju untuk menebak usai mumi, giliran delegasi Indonesia yang maju. Pak Komandan bertanya kepada panitia, bolehkan dia memeriksa mumi itu di ruang tertutup. “Boleh, silahkan,” jawab panitia.
Lima belas menit kemudian, dengan tubuh berkeringan Pak Komandan Intel itu keluar dan mengumumkan temuannya kepada tim juri. “Usia mumi ini enam ribu dua ratus empat puluh lima tahun enam bulan tujuh hari,” katanya dengan lancar.
Ketua dan seluruh anggota tim juri terbelalak dan saling berpandangan, heran dan kagum jawaban itu tepat sekali.
Menjelang kembali ke Indonesia, Pak Komandan Intel dikerumuni wartawan dalam dan luar negeri di lobby hotel. “Anda luar biasa,” kata mereka. “Bagaimana cara Anda tahu dengan persis usia mumi itu?”
Pak Komandan dengan enteng menjawab, “Saya gebuki, ngaku dia!”
Posting Komentar